Minggu, 14 Juli 2013

Telaga Warna (2 days in Dieng)


Sejak saya kecil, telinga saya sudah akrab dengan sebutan Dataran Tinggi Dieng. Suatu kawasan perbukitan yang konon memiliki keindahan alam yang paling mengagumkan di Pulau Jawa. Sejak kecil pula saya berharap bisa mengunjungi tempat itu, tapi karena latak geografisnya yang terhitung jauh dari tanah kelahiran saya di Depok saya mengesampingkan keinginan itu.
                Seiring berjalannya waktu, saya ditakdirkan untuk kuliah di Provinsi DIY yang secara geografis letaknya cukup dekat dengan Dataran Tinggi Dieng. Kondisi yang seperti ini kembali mengingatkan akan harapan masa kecil ku ketika ingin mengunjugi Dieng. Ditambah lagi beberapa temanku yang ternyata pernah mengunjungi Dieng, saya semakin penasaran dengan keindahan alam yang dimiliki oleh Dataran tinggi Dieng.
                Beruntung sekali, beberapa pekan yang lalu saya mendapat kesempatan untuk bisa menikmati keindahan alam Dieng bersama teman-teman dari ASEC (Actual Smile English Club) sebuah klub Bahasa Inggris antar universitas di Jogja bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupatan Wonosobo. Saya berharap, rasa penasaran yang ku pendam selama ini akan terlampiaskan.
                Perjalanan yang kami lakukan selama 2 hari ini diagenda kan untuk mengunjungi Telaga Warna, Telaga Pengilon, Gua Semar, DPT (Dieng Plateau Teater), Kompleks Candi Dieng, menikmati sunrise di Sikunir, dan arung jeram di Sungai Serayu. Wow! Bisa arung jeram di Dieng?? Bukan, arung jeram yang kami lakukan ini di luar kawasan wisata Dieng tetapi masih dalam Kabupaten Wonosobo tempat salah satu sisi kawasan Dieng bernaung.
Mengingat agenda kami yang cukup padat, ditambah lagi kami juga harus melakukan perjalanan selama 3 jam dari Jogja menuju Kota Wonosobo dan setelah itu masih dilanjutkan lagi perjalanan selama 1 jam menuju kawasan wisata Dieng, jadi kami harus pintar pintar membagi waktu dan me-manage tenaga.


Kedatangan kami di Dataran Tinggi Dieng disambut dengan hujan yang sangat lebat. Untunglah, hujan yang sangat lebat itu memakasa kami selalu fokus ke jalan karena tidak bisa menikmatil alam di sekitar jalan yang kami lalui. Ditambah lagi dengan kondisi jalan yang berkelok-kelok ala pengunungan pun membutuhkan konsentrasi yang sangat tinggi dari pada pengendara.
Objek wisata yang pertama kami kunjungi adalah Telaga Warna. Telaga Warna ini sangat unik, tidak seperti telaga lainnya yang biasanya berwarna cenderung coklat, telaga ini memiliki warna hijau tosca dan juga telaga ini juga mengeluarkan bau belerang yang sangat pekat. Selain itu, posisi telaga yang dikelilingi perbukitan juga memberikan memberikan keindahan alam tersendiri bagi wisatawan yang mengunjunginya.
Sebenarnya dengan melalui pintu masuk Telaga Warna ini kita juga bisa langsung mengunjungi Telaga Pengilon, Gua Semar, dan DPT (Dieng Plateau Teater). Tetapi sayang, karena hari sudah mulai gelap kami tidak bisa menikmati semuanya secara utuh. Walau pun kami sempat berkeliling dan mengunjungi Gua Semar, tetap kurang puas rasanya sebab kami melakukan nya dengan terburu-buru. Seandainya bisa tiba di tempat ini lebih awal, mungkin kami akan lebih puas menikmati pemandangan di Telaga Warna.

Oh iya, saran dari saya jangan malu-malu bila ingin menggunakan jasa guide setempat, sebab merekalah yang sudah sehari-hari berada disana dan sehingga mereka benar-benar mengerti sudut-sudut yang sangat indah dari objek wisata untuk dijadikan kenang-kenangan ketika pulang nanti.
Dari Telaga Warna kami langsung menuju kompleks Candi Dieng dan berharap bahwa sesampainya di sana kami bisa melihat candi-candi yang disinari oleh lampu-lampu disekitarnya. Tetapi sayang, ternyata lampu untuk candi candi tersebut baru dinyalakan pukul 9 malam, sedangkan kami harus bersiap-siap tracking agar bisa menikmati sunrise di puncak sikunir pada keesokan harinya.

Bersambung...

     Baca juga cerita berikutnya :
Sunrise At Sikunir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar