Sekitar Pukul 3 kami sudah bangun
dari tidur dan langsung bersiap-siap untuk tracking. Kami berangkat dari
penginapan menjelang pukul 4 pagi, sehingga kami melaksanakan Sholat Subuh di
salah satu desa yang kami lewati. Konon adalah desa tertinggi di Pulau Jawa.
Dari
penginapan, kami masih harus menempuh perjalan sejauh 7 km untuk mencapai
basecamp pendakian ke Puncak Sikunir. rute yang cukup pendek memang, ditambah
lagi jalur ini tidak se-ekstrim ketika memasuki kawasan Dieng. Walaupun
jaraknya cukup dekat, pada saat liburan atau sedang ramai perjalanan yang
awalnya hanya 15-20 menit ini bisa molor akibat macet, jadi sabar yaa hehe
Motor-motor yang kami gunakan
kami parkirkan di dekat dengan telaga Cebongan. Masih ada perjalanan sejauh 1
km lagi untuk mencapai puncak Sikunir tapi, perjalanan ini hanya bisa ditempuh
dengan berjalan kaki.
Setelah Briefing singkat dari
guide, kami langsung melanjutkan mendaki Bukit Sikunir. Pendakian ini dilakukan
pada pagi-pagi buta sebelum matahari terbit. Sebaiknya para pendaki membawa
alat penerangan berupa senter ataupun headlamp karena jalan setapak yang
dilewati sangat gelap.
Perjalanan ini terhitung mudah,
sebab setengah perjalanan pertama kami melalui jalan setapak yang sudah
disusunkan batu sebagai tempat berpijak, di beberapa tebing yang cukup curam
pun sudah disediakan pegangan untuk memfasilitasi para pengunjung kalau-kalju
ada yang terpeleset.
Cukup
setengah jam waktu yang kami butuhkan untuk mencapai Puncak Sikunir. Mungkin
bagi yang tidak biasa mengandalkan memang terasa sangat melelahkan, tapi bagi
yang suka mendaki gunung, perjalanan ini pasti bukan masalah.
Alhamdulillah,
sesampainya kami di puncak, kami masih belum terlambat untuk menikmati matahari
terbit di ufuk timur. Ditambah dengan Gunung Sumbing dan Sindoro yang tampak
begitu dekat, dan juga gumpalan awan putih yang begulung-gulung menutupi kaki
bukit. Sungguh indah memang. Sikunir adalah salah satu tempat terbaik di asia
tenggara untuk menikamati sunrise. Tidak ada kata yang cukup sepadan untuk
menggambarkan keindahnnya.
Syukur yang kuucapkan pun rasanya tidak sebanding dengan anugerah yang Dia hamparkan kehadapanku.
Di
puncak ini pun terlihat beberapa kelompok pendaki yang mendirikan tenda agar bisa
menginap di Puncak Sikunir ini. Sepertinya
seru juga, mungkin lain kali harus dicoba.
Matahari sudah mulai meninggi,
saatnya kami turun dan bersiap untuk melaksanakan agenda berikutnya.
Kami
menuruni Puncak Sikunir melalui jalur yang berbeda. Jalur yang kami lalui ini
tepat bersebelahan dengan Telaga Cebongan, jadi perjalanan menuruni bukit pun
tertahan oleh pesona yang ditimbulkan Telaga Cebongan dan kawasan di sekitarnya
yang melengkapi keindahan Telaga Cebongan.
Setelah
puas berfoto kami segera melanjutkan perjalanan menuruni tracking. Jalur pulang
yang kami lalui ini lebih terjal dan lebih licin jika dibandingkan dengan jalur
yang kami lalui untuk mendaki. Tetapi jangan takut, pengelola setempat juga
menyediakan pegangan agar para pengunjung tidak terpeleset.
Sesampainya
di basecamp, kami disambut oleh pemusik dengan alat musik setempat sehingga
suasana menjadi meriah.
Penasaran
ingin mencoba? Langsung saja ke Dieng di Kabupaten Wonosobo.
bersambung disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar