Setibanya kami di basecamp arung jeram, kami
disambut dengan ramah oleh pengelola setempat sekalipun kami datang dengan
terlambat. Di basecamp kami disuguhkan dengan beberapa macam hidangan khas
setempat.
Setelah
sempat sedikit melenturkan otot-otot yang kaku, kami langsung siap-siap
berarung jeram. Tidak lupa kami menggunakan pelampung dan helm yang disediakan oleh penyelenggara
setempat.
Kamudian kami diberikan briefing singkat tentang tata cara berarung jeram dan hal-hal yang harus dilakukan jika suatu hal terjadi di saat bearung jeram. Setelah itu, saatnya naik ke atas perahu.
Tibalah
saatnya bearung jeram. Setiap perahu berisikan enam sampai tujuh orang termasuk
skipper. Skipper adalah orang yang mengatur pergerakan setiap perahu. Mengingat
begitu pentingnya posisi skipper, maka kali ini semua skipper berasal dari
pengelola setempat.
Para
pengelola disini sangat disiplin. Contohnya adalah sekalipun para peserta yang
melakukan arung jeram ini hanya membutuhkan 5 perahu karet. Tetapi mereka tetap
menurunkan 6 buah perahu karet. Sebab satu buah perahu karet yang ditambahkan
itu digunakan untuk tim penyelamat dari pengelola setempat. Bahkan, menurut
keterangan dari pengelolanya sendiri, sekalipun peserta hanya membutuhkan satu
perahu karet mereka akan tetap menurunkan 2 buah perahu sebagai profesionalitas
mereka.
Pengelola
disini juga sangat antisipatif, mereka tidak akan membiarkan peserta memasuki
jeram tanpa kontrol dari tim penyelamat. Berkat profesionalitas dari pengelola
juga kami dapat berarung jeram tanpa takut akan terjadi hal-hal yang tidak
diingin kan.
Walaupun
di akhir rute semua peserta basah kuyup, kami semua senang.
Hari adalah waktu yang terlalu singkat untuk menjelajahi Wonosobo. Masih banyak
tempat yang belum kami kunjungi. Ada yang mau ikut?
Baca cerita yang pertama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar